Budak Afrika yang Jadi Samurai Jepang (Kisah Nyata)

Kehidupan Yasuke diawali pada lengan perselisihan manusia yang sulit. Itu Mozambik pada tengah 1550-an. Beberapa suku yang benseteru memasuki tanah keduanya dalam persaingan perebutan sumber daya dan kekuasaan yang terus-menerus.¹ Produk sambilan dari pertarungan ini ialah lanjutan dari set riwayat yang panjang dan ironis: pemasaran sandera ke perbudakan.

Beberapa ribu mil ke arah timur, Jepang berbeda dengan China sepanjang perdagangan sutra, larang pedagang China landing di pantai mereka. Pedagang Eropa menyaksikan ini sebagai kesempatan dan mengawali usaha sutra yang paling memberikan keuntungan, bertindak selaku mediator di antara ke-2 nya.

Agama akan mengisyaratkan konvergensi dari 2 cerita ini dan pada gilirannya, seorang samurai kulit hitam akan ada.
Kebebasan ialah periode kedudukan yang cepat
Pada awal periode remajanya, Yasuke dipasarkan ke pedagang Eropa, ditawarkan berdasar kedahsyatan fisik dan ketajaman moralnya. Ia jadi budak seorang Misionaris Jesuit, Alessandro Valignano, yang berniat menebarkan imannya ke dataran Jepang. Yasuke bisa menjadi pendamping dan ajudan Valignano sepanjang perjalanan ini.²

Mereka habiskan sekian tahun di Jepang selatan, tempat misionaris menjaga injakan. Tetapi, kehadiran mereka di Kyoto, Jepang malah memunculkan kerusuhan. Saat Valignano dan Yasuke berkendaraan ke kota dengan karavan kecil mereka, beberapa orang bergabung, terdiam oleh performa Yasuke. Banyak yang belum pernah menyaksikan pria berkulit hitam. Disamping itu, dan karena Si Buddha kerap dilukiskan berkulit gelap, sebagian orang menyaksikannya sebagai figur suci.

Kerusuhan di jalanan bertambah, dengan beberapa orang cedera saat mereka memanjat untuk menyaksikan sepintas Yasuke dan menyentuhnya. Kegelisahan ini pada akhirnya sampai ke panglima perang wilayah, Oda Nobunaga, yang menuntut untuk berjumpa dengan Yasuke.

Peralihan gagasannya diawali
Saat berjumpa dengannya, Oda Nobunaga mengagumi akan Yasuke. Sekian tahun semenjak masuk perbudakan, Yasuke sudah tumbuh jadi pria memiliki tubuh kekar, dengan tinggi kurang lebih 6’2. Ini benar-benar kontras dengan rerata pria Jepang era ke-16. Mayoritas memiliki tubuh kecil dan dekati 5’2. Oda kaget dengan kekuatan Yasuke untuk bicara bahasa Jepang, yang ia dalami saat bersama beberapa misionaris.

Luar biasanya, Oda awalannya tidak yakin jika Yasuke sebetulnya berkulit hitam. Yakin itu ialah tinta, ia memerintahnya untuk menelanjangi pinggangnya dan menggosok kulitnya dengan spons untuk memberikan bukti, dan ia melakukan. Sementara orang akan berpikiran pengalaman ini menyebarkan perseteruan kekal pada Oda, itu bisa menjadi kebalikannya.

samurai

Oda memerintah Yasuke untuk diberikan padanya. Misionaris, Valignano, tidak berkekuatan untuk protes, karena Oda ialah panglima perang paling kuat di semua Jepang. Di suatu saat sepanjang waktu berikut Yasuke betul-betul memperoleh nama Yasuke. Awalnya, beberapa sejarawan yakin jika namanya ialah Yasufe, tapi hal tersebut belum diverifikasi.³

Saat di bawah instruksi Oda, Yasuke dikasih uang, senjata, dan training di jalan samurai. Pada akhirnya, sesudah bisa dibuktikan benar-benar efisien dengan senjata, ia dikasih gelar samurai, yang tak pernah dikasih ke orang non-Jepang.

Yasuke selanjutnya bekerja di Kyoto sebagai ajudan individu Oda Nobunaga dan sebagai musuh yang kuat. Beberapa hal yang sudah menggeretnya ke perbudakan, pemikiran tajam dan kekuatan fisiknya, sudah ditranslate secara baik ke pertarungan. Pada gilirannya, ia mempunyai kelebihan kelas tinggi dan bisa makan dengan keluarga Oda serta diberlakukan sebagai sama-sama famili.

Ada pertarungan selama saat kedudukannya
Perang saudara yang menakutkan kacau di Jepang. Feodalisme ada di pucuknya, dengan beberapa negara tetangga semua berkompetisi untuk memperoleh supremasi. Perselisihan yang berjalan bisa menjadi sisi dari kehidupan Yasuke, saat ia berusaha untuk Oda yang, walau sebagai Daimyo (panglima perang) yang kuat, berusaha untuk mengkonsolidasikan kemampuan di daerah itu. Lewat semuanya, Yasuke ialah favorite Oda, selalu di seginya, dan dipandang seperti rekan, yang ia percayai dan mengobrol dengannya.

Di Oda, Yasuke mendapati arti dan rasa hormat, suatu hal yang sudah lama menghindariinya. Dan karena itu, ia siap memberikan nyawanya untuk pria itu.

Di tahun 1582, ke-2 nya ambil sisi dalam agresi besar di pegunungan di tempat, dengan mengikutsertakan sekitar 40.000 tentara. Yasuke tak pernah alami cidera besar, dalam pertarungan ini atau yang lain. Kenyataannya, ia membuat tugas cepat pada mereka yang melawannya dan sebagai musuh yang ditakutkan.

Pada akhirannya, agresi ini tidak berhasil dan pasukan Oda mundur. 3 bulan selanjutnya, usaha Oda untuk mengkonsolidasikan Jepang roboh saat sekutunya mengkhianatinya, menggempur istananya. Yasuke akan bertanding sampai akhir, berkelahi di luar kamar Oda, menebas lawan. Tetapi ia tidak dapat selamatkan panglima perangnya. Oda akan lakukan ritus bunuh diri, Sepukku, untuk menghindar kehilangan kehormatannya.

Yasuke ditahan tapi cuma sebentar. Beberapa penculiknya tidak bermanfaat untuknya dan menyaksikannya jadi orang asing dari budaya. Disamping itu, ia ialah seorang ronin (samurai tanpa tuan), jadi mereka membebaskannya.

Bab terakhir kalinya semakin tenang
Disini, Yasuke kembali lagi ke gereja misionaris aslinya. Sedikit yang dijumpai mengenai bekasnya
hidupnya, karena dia tak lagi dicari oleh sarjana Jepang. Diperhitungkan hidupnya lebih tenang, menghindar peperangan yang berjalan yang merembes ke daerah itu.

Feodal Jepang menghidupkan citra cantik dari gunung yang membubung, arsitektur yang meliuk, dan pertarungan besar. Benar-benar hebat memikirkan jika antara barisan mereka, seorang budak Afrika tumbuh subur, memperoleh rasa hormat sebagai seorang pejuang, hidup bebas di tanah yang tidak berasa jauh dari rumah.

Ia ialah samurai non-Jepang pertama dan benar-benar kapabel dalam soal itu. Bila sempat ada kebenaran mengenai Yasuke, seperti angkatan orang Afrika yang dikalahkan sebelum serta selanjutnya, ia ialah orang yang selamat.